PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perekonomian Indonesia
komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas
ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu, minyak
sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara
terus menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini pun
mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Risza, 2010).
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) sangat penting artinya bagi
Indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir kelapa sawit menjadi komoditas
andalan ekspor dan komoditas yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan
harkat petani pekebun serta para transmigran di Indonesia (Pardamean, 2008).
Tanaman kelapa sawit dimasukkan
pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari
Bourbon (Rheunion) atau mauritius sebanyak dua batang dan dari Amsterdam juga
dua batang. Bibit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor untuk dijadikan tanaman
koleksi pada tahun 1848. Satu dari keempat tanaman tersebut saat ini masih
hidup di Kebun Raya Bogor yang tinggi pokoknya telah mencapai lebih dari 20 m.
Tanaman kelapa sawit di Kebun Raya Bogor ini dianggap sebagai nenek moyang
tanaman kelapa sawit di Asia Tenggara (Setyamidjaja, 2006).
Kelapa sawit yang dibudidayakan
terdiri dari dua jenis, yaitu Elaesis
guineensis dan Elaesis deiferia.
Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. Elaesis deiferia sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Penangkar
sering kali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang
terdiri atas dura, psifera, dan tenera (Sianturi, 1991).
Menurut perkiraan, kurang lebih 90% dari produksi minyak dunia
dipergunakan sebagai bahan pangan. Minyak sawit digunakan sebagai priduk pangan
dari minyak sawit dan minyak inti yang mengalami proses fraksinasi, vaksinasi,
dan hidrogenase. Keunggulan minyak sawit sebagai bahan pangan adalah sebagai anti kangker dan tekoferon sebagai
sumber vitamin E, yang termasuk zat anti oksidan. Keunggulan lainnya kandungan
asam linoleat rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit
memiliki kemantapan (Setyohadi, 2010).
Tandan buah sawit kosong (tandan
kosong) dapat digunakan sebagai pupuk organic yang langsung dikembalikan ke
lapangan (kebun). Bias juga diproses terlebih dahulu menjadi pupuk orgaik
melalui pengomposan (proses fermentasi) menggunakan mikroba (Sunarko, 2007).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) terhadap pertumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti pra praktikal tes di Laboraturium
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Karet Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sastrosayono (2005)
klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophita, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Palmales, Famili : Palmaceae, Genus : Elaeis, Spesies : Elaeis guineensis
Jacq.
Sebagai jenis tanaman palma, kelapa
sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari
pangkal batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak dengan
bertambahnya umur tanaman. Sistem perakaran kelapa sawit terdiri dari akar
primer, akar sekunder, akar tertier dan akar kuarter (Setyamidjaja, 2006).
Pada tahun pertama atau kedua pertumbuhan kelapa sawit, pertumbuhan membesar
terlihat sekali pada bagian pangkal, dimana diameter batang bisa mencapai 60 cm. Setelah itu, batang akan mengecil,
biasannya hanya berdiameter 40 cm, tetapi pertumbuhan tingginya menjadi lebih
cepat. Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur
11-15 tahun. Setelah itu, bekas pelepah daun mulai rontok, biasamua mulai dari
bagian tengah kemudian meluas ke atas dan ke bawah (Pahan, 2008).
Daun (follum) pertama yang keluar pada stadia bibit adalah terbentuk
lanceolate, kemudian muncul bifurcate dan muncul bentuk painnate. Pada pangkal
pelepah daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat
duduknya helaran daun (Ginting, 2009).
Umumnya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam dua tandan yang
terpisah. Namun, adakalanya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tandan yang sama.
Bunga jantan selalu masak lebih dahulu daripada bunga betina. Karena itu
penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan bunga betina dalam satu tandan
sangat jarang terjadi (Sastrosayono, 2005).
Berat satu buah yang matang tergantung juga pada tipe induknya. Pada tipe
tertentu buahnya rata-rata 13 gram dan tipe lainnya ada yang mencapai 18-20
gram, bahkan ada yang mencapai 30 gram dengan panjang buah 5 cm (Rizsa, 2010).
Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering
disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman.
Biji terdiri atas cangkang, embrio dan inti atau endosperm. Embrio panjangnya 3
mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki bagian utama (Fauzi, dkk, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kelapa sawit membutuhkan
intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis,
kecuali pada kondisi juvenile di pre-nursery. Dapat tumbuh dengan baik
pada kisaran suhu 24-280 C. memerlukan curah hujan sekitar 2000 mm
yang merata sepanjang tahun tanpa ada nya bulan kering yang nyata (Pahan,
2008).
Tanaman kelapa sawit termasuk
tanaman heliofil atau menyukai cahaya matahari. Penyinaran matahari sangat
berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi
karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil
asimilasinya kurang (Sastrosayono, 2005).
Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK),
regosol, andosol, organosol, dan alluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk
tanaman kelapa sawit adalah solum tebal 80 cm, tekstur ringan, dikehendaki
memiliki pasir 20-60%, debu 10-40%, liat 20-50%. Perkembangan struktur baik,
konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang (Fauzi, dkk, 2002).
Tanah yang baik bagi tanaman kelapa
sawit sawit adalah tanah lempung berdebu, lempung liat berdebu, lempung berliat
dan lempung liat berpasir. Kedalaman efektif adalah jika lebih dalam dari 100
cm. pH tanah yang optimal adalah pH 5-6 dan pH 3,5-4 pada lahan gambut (Simangunsong,
2011).
Media
tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya
tanah bagian atas (topsoil) pada ketebalan 0-20 cm, dan berasal dari areal
pembibitan di sekitarnya. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang
baik, tekstur remah dan gembur, tidak kedap air serta bebas kontaminasi
(Krusantini, 2008).
PEMBERIAN TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis
Jacq.)
Pengertian Tandan Kosong Kelapa Sawit
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) merupakan hasil sampingan dari
pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai
pupuk, bahan baku pembuatan matras dan media untuk pertumbuhan jamur dan
tanaman (Iriani, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah terbesar yang dihasilkan oleh
perkebunan kelapa sawit. Jumlah tandan kosong mencapai 30-35 % dari berat
tandan buah segar setiap pemanenan. Namun hingga saat ini, pemanfaatan limbah
tandan kosong kelapa sawit belum digunakan secara optimal (Hambali, dkk, 2007).
Di pabrik minyak kelapa sawit,
tandan kosong kelapa sawit hanya dibakar dan sekarang telah dilarang karena
adanya kekhawatiran pencemaran lingkungan, atau dibuang sehingga menimbulkan
keluhan/masalah karena dapat menurunkan kemampuan menyerap air. Di samping itu,
tandan kosong kelapa sawit yang membususk di tempat akan menarik kedatangan
jenis kumbang tertentu yang berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil
peremajaan di lahan sekitar tempat pembuangan (Roliadi dan Fatriasari, 2011).
Fungsi Tandan
Kosong Kelapa Sawit
Sebagai alternatif untuk aplikasi
langsung dari limbah tandan buah kosong
untuk dicerna kebun,
kompos organik juga dapat dihasilkan
dengan menyemprotkan limbah dicerna ke tandan buah
diparut kosong. Setelah
proses dekomposisi, tandan buah
kosong akan kehilangan setengah beratnya dan 80% dari volume tandan tersebut,
namun kandungan gizi akan tetap
sama. Alternatif ini memungkinkan
transpirasi efisien dan penerapan kompos tandan
buah kosong untuk perkebunan
yang terletak jauh dari pabrik (Caryeyre dan Demirayak, 2009).
Pada saat ini, TKKS digunakan sebagai pupuk organik bagi
pertanaman kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan
secara langsung ialah dengan menggunakan TKKS sebagai mulsa, sedangkan secara
tidak langsung dengan mengomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk
organik (Widiastuti dan Panji, 2010).
Aplikasi dan Kandungan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Penempatan tandan kosong di lapangan
dilakukan dengan dua cara yaitu pemberian sebagai mulsa dan aplikasi dalam
rorak. Pemberian sebagai mulsa dilakukan dengan menebar tankos pada gawangan
mati dari jalur pokok sampai batas piringan. Aplikasi tandan kosong sangat efektif pada daerah-daerah dengan topografi
bergelombang sampai berbukit. Tandan kosong dapat menahan laju kecepatan air
dan butir-butir tanah yang hanyut pada proses aliran permukaan (Simangunsong,
2011).
Tandan kosong kelapa sawit mengandung serat yang tinggi. Kandungan utama
tandan kosong kelapa sawit adalah selulosa dan lignin. Selulosa dalam tandan
kosong kelapa sawit mencapai 54-60 %, sedangkan kandungan lignin mencapai 22-27
% (Hambali, dkk, 2007).
Tabel 1
Komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit
Komponen
|
% Berat Kering
|
Abu
|
6,04
|
Lignin
|
15,70
|
Selulosa
|
36,81
|
Hemiselulosa
|
27,01
|
Sumber :
Hambali, dkk, 2007
Gambar 1 struktur
kimia asam lemak, gliserol, dan
trigliserida. setiap karbon dalam
rantai asam lemak membawa dua atom hidrogen,
atau satu dalam hal ikatan ganda
Sumber : Corley dan Tinker, 2008
Kelebihan dan Kekurangan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Keunggulan kompos TKKS meliputi :
kandungan kalium yang tinggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam
tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Selain itu kompos
TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain : (1) Memperbaiki struktur tanah
berlempung menjadi ringan; (2) Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3) Bersifat homogeny dan mengurangi risiko sebagai
pembawa hama tanaman; (4) Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap ke dalam
tanah; dan (5) Dapat diaplikasikan pada sembarang musim (Pasaribu, 2010).
Biaya yang diperlukan untuk
pengolahan kompos cukup mahal tergantung dari teknologi yang digunakan, biaya
tenaga kerja, dan fasilitas yang diperlukan. HPP ( harga pokok produksi) kompos
tandan kosong kelapa sawit yang diolah dengan menggunakan ActiComp kurang dari
Rp. 100/kg. Rendahnya biaya ini antara lain disebabkan karena teknologi
ActiComp tidak memerlukan penyiraman dan pembalikan selama proses pembuatan
kompos. Peningkatan kualitas kompos tentu saja akan meningkatkan HPP kompos.
Peningkatan ini juga tergantung pada teknologi, bahan-bahan, peralatan, dan tenaga
kerja (Eagles, 2010).
KESIMPULAN
1.
Tandan
Kosong Kelapa Sawit merupakan hasil sampingan dari pengolahan minyak kelapa
sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai pupuk.
2.
TKKS
digunakan sebagai pupuk organik bagi pertanaman kelapa sawit secara langsung
maupun tidak langsung.
3.
Aplikasi
tandan kosong
sangat efektif pada daerah-daerah dengan topografi bergelombang sampai
berbukit. Tandan kosong dapat menahan laju kecepatan air dan butir-butir tanah
yang hanyut pada proses aliran permukaan.
4.
Keunggulannya yaitu dapat memperbaiki
sifat tanah baik secara kimia, fisika dan biologi sedangkan kekurangannya yaitu
investasi awal yang cukup besar.
5.
Penempatan
tandan kosong di lapangan dilakukan dengan dua cara yaitu pemberian sebagai
mulsa dan aplikasi dalam rorak.
Yang mau file nya silahkan klik link di bawah ini