Materi herbarium yang diambil harus bisa memenuhi tujuan pembuatan herbarium, yakni untuk identifikasi dan dokumentasi. Dalam pekerjaan dan identifikasi tumbuhan diperlukan ranting, daun, kuncup, kadang-kadang bunga dan buah, dalam satu kesatuan. Material herbarium yang lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua, kuncup, bunga muda dan tua yang mekar, serta buah muda dan tua. Material bunga dan buah jauh lebih berharga dan bisa disebut herbarium fertile, sedangkan material herbarium tanpa bunga dan buah disebut herbarium steril.
Untuk keperluan dokumentasi ilmiah dianjurkan agar di buat material herbarium fertile dan untuk setiap nomor koleksi agar di buat beberapa spesimen duplikat (3 spesimen atau lebih per nomor koleksi). Material herbarium dari pohon berdiameter besar maupun kecil agar dipilih ranting yang berbunga dan berbuah. Apabila hal ini sulit dilakukan, cukup diambil ranting dengan daun-daun dan kuncup utuh dalan satu kesatuan. Material herbarium dari tumbuhan terna dan rumput-rumputan, batang dan akar harus di kumpulkan pula. Demikian pula halnya dengan bambu, material herbariumnya tidak hanya berupa ranting daun berbunga, tetapi ruas batang dan pelepahnya harus diletakan pula.
Material herbarium harus lengkap, perlu diperhatiakan pula pada saat pengambilan material herbarium haruslah dilakukan pula pencatatan data tumbuhanya, terutama karater/sifat yang akan hilang jika diawetkan. Material herbarium tanpa catatan tumbuhnya dianggap sangat tidak ada artinya. Pencatatan data tumbuhan dengan menggunakan buku catatan atau belangko isian/tally sheet.
Pengolahan dan Pengawetan
1. Di lokasi pengumpulan
Ada dua cara yang memungkinkan dalam pembuataan herbarium di lokasi pengumpulan, yaitu cara basah dan kering.
§ Cara basah
Setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan kemudian dimasukkan dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Tidak membenarkan melakukan beberapa spesimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut di tumpuk dalam satu dengan yang lain. Tebal tumpukan disesuaikan dengan daya muat kantong plastik yang digunakan. Tumpukan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di siram alkohol 70% atau spritus hingga seluruh bagian tumpukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastik ditutup dengan isolatip atau hekter supaya alkohol atau spritus tidak menguap keluar kantong.
§ Cara kering
Cara kering menggunakan dua proses, yaitu :
1. Pengeringan langsung, yakni kumpulan material herbarium yang tidak terlalu tebal dipres di dalam sasak, kemudian dikeringkan di atas tumpukan pengeringan dengan panas yang diatur atau di dalam oven (suhu 80o C selama 48 jam). Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
2. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih sekitar tiga menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya ditumpuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan di upayakan agar pengeringanya merata. Setelah kering material dirapikan kembali dan kertas koran bekas tadi digantikan dengan kertas yang baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi.
Di tempat koleksi herbarium :
a. Material basah harus segera di keluarkan dari kantongan, kemudian dirapikan tumpukan dan bila perlu kertasnya di ganti dengan kertas baru. Selanjutnya, tumpukan material herbarium dipres dalam sasak, kemudian di masukkan ke dalam tungku pengeringan atau oven dengan suhu 800 C selama 48 jam.
b. Material yang sudah kering di identifikasi nama botaninya. Biasanya secara berturut-turut material tersebut termasuk suku apa,marga, dan jenis apa. Hasil identifikasi ini di tulis pada tabel identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini harus diperhatikan agar nomor seleksi yang di tulis pada tabel identifikasi sesuai dengan nomor koloksi pada tabel gantung.
c. Material herbarium yang telah di identifikasi kemudian di awetkan dengan cara sebagai berikut:
1. Material dicelupkan ke dalam larutan sublimat, yakni campuran alkohol 96% dan tepung sublimat dengan perbandingan 50 gr sublimat dalam 1 liter alkohol
2. Pada proses pengawetan ini dianjurkan agar digunakan sarung tangan dan kain kasah penutup hidung untuk menghindari cairan dan subklimat
3. Material yang sudah dicelup sekitar dua menit di dalam larutan subklimat dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran, kemudian beberapa material ditumpuk menjadi satu dan ditaruh diantara dua sasak dan diikat kencang
4. Sasak yang berisi material tersebut dimasukkan ke dalam tungku pengeringan dan dijemur sampai material menjadi kering
5. Material yang telah kering ini siap untuk diproses lebih lanjut sebagai koleksi herbarium yang tahan terhadap serangan jamur dan hama
d. Material herbarium yang kering kemudian di plak atau ditempelkan dalam kertas gambar yang kaku dan telah disterilkan dan bersama dengan pengeplakkan di lakukan pula pemasangan label identifikasi yang telah di isi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pemasangan antar label identifikasi dengan nomor koleksi herbarium bersangkutan.
e. Material herbarium kering yang sudah dijiplak dan memiliki label identifikasi selanjutnya bisa di simpan di ruangan herbarium.
0 komentar:
Posting Komentar