Minggu, 01 Mei 2011

Laporan Anatomi Daun Monokotil dan Daun Dikotil

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daun merupakan suatu bagian tumbuhanyang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun disebut buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang disebut klorofil (Tjitrosoepomo, 1989).

Daun berasal dari promeristem titik tumbuh batang. Primordia daun terjadi daripenonjolan-penonjolan pada sisi promeristem batang. Ini berasal dari pembelahan anticlinal dan periclinal pada lapisan luar apical meristem di bawah apex. Pada ujung penonjolan terdapat sel-sel meristematis yang merupakan apical meristem dari daun. Pada angiospermae tunica dan corpus pembentukan primordial daun berasal dari berbagai-bagai daerah tergantung pada dimana pembelahan mulai terjadi (Napitupulu, 2009).

Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tunbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdevisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya (http://organisasi.org, 2010).

Daun menunjukkan korelasi penting antara sifat system pembuluh dan sifat pembuluh dan sifat struktur dari jaringan non-pembuluh yang dapat mempengaruhi kondisi. Diantara jaringan non-pembuluh, epidermis, dan jaringan spons dapat dianggap teradaptasi dengan baik bagi kondisi lateral dibandingkan dengan jaringan tiang yang hubungan selnya terjadi dalam arah adoksial.Sesuai dengan konsep tersebut, ratio jaringan tiang terhadap jaringan spons berkaitanerat dengan luasruang antara tulang daun. Makin besar ratio ini, makin rapat tulang daunnya (Hidayat, 1995).

Daun angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian besar angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk, struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Di dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan jaringan pembuluh bagi stipula diperoleh dari jalan daun. Kadang-kadang stipula bewarna hijau dan berfungsi sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil, stipula tumbuh mengelilingi batang menjadi pelepah yang mengelilingi batang. Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk (Hidayat, 1995).

Daun yang lengkap terdiri atas helaian daun (lamena), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Selain itu tulang daun dapat berupa jala. Anatomi jarigan pembuluh daun sangat mirip keadaan pada batang. Salah satu sifat penting yang membedakannya ialah pertumbuhan apexnya yang segera terhenti pada daun tumbuhan berbiji. Ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan sel pemula sub apical dan sub pemula, sub marginal (Elimesni, 2006).

Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui anatomi daun monokotil pada tanaman jagung ( Zea mays L.) dan daun dikotil pada tanaman mangga ( Mangifera indica L.).

Kegunaan Percobaan

· Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti pra praktikal test di Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

· Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Jagung (Zea mays L.)

Menurut Rukmana, 1997, Sistematika tanaman jagung sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub devisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminales

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Suku rumput-rumputan (Graminae) khususnya jagung, memiliki banyak spesies. Tanaman jagung yang termasuk jenis tumbuhan semusim(annual). Susunan tubuh (morfologi) tanaman jagung ini terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah (Rukmana, 1997).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal karonal dan akar udara. Akar-akar seminal merupakan akar radial atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar dari bulu pertama terdiri atas pangakal batang.Akar-akar seminal ini tambah pada saat biji berkecambah (Rukmana, 1997).

Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang, panjang batang berkisar antara 60-300 cm. Tergantung pada tipe ruas-ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Bagian batang yang terdiri atas sel-sel parenchyma, yaitu seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras, Tersusun lapisan epidermis (Rukmana, 1997).

Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang. Strukturnya terdiri atas 3 lapisan yaitu, kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bagian permukaan daun berbulu dan umumnya tidak berbulu. Jumlah daun 8-48 helai, daun berbentuk pita dengan ujung meruncing. Serupa daun dengan garis tetapi lebih panjang lagi sisi tulang daun tengah bertulang menyirip (penhinervis) (Rukmana, 1997).

Bunga tanaman jagung berkelamin campuran gerund 1. Malainya mempunyai panjang 6-40 cm. Kerap kali berambut rapat, anak tangkai 2-4 mm. Bunga jagung kerap kali berbilangan 5. Benang sari sama panjang dengan mahkota dan staminodianya sangat pendek. Bunga jagung termasuk bunga majemuk tak terbatas jenis tongkol (spadix) seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar tebal dan sering kali terdapat dibagian atas (Rukmana, 1997).

Buah tanaman jagung sangat berubah-rubah bentuk, besar dan warnanya. Bentuk buah pada jagung, berbentuk tongkol dengan pangkal tongkolnya yang masuk 8-20 cm. Daging buah jagung kuning atau ungu berserabut di ujung buah. Bakal buahnya berbentuk telur (Rukmana, 1997).

Mangga (Mangifera indica L.)

Menurut Rukmana, 1997 tanaman mangga diklasifikasikan dalam sistematika tumbuhan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub deviso : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Anacardiales

Famili : Anarcadiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

Tanaman mangga memiliki pohon yang tinggi mencapai 10-30 m atau lebih dan umumnya dapat mencapai puluhan tahun. Batangnya tumbuh tegak, kokoh, berkayu dan berkulit agak tebal yang berwarna abu-abu kecoklatan, pecah-pecah serta mengandung cairan semacam dammar. Percabangannya banyak yang tumbuh ke segala arah hingga tampak rimbun (Rukmana, 1997).

Daun tumbuhan tinggal pada ranting, letaknya berselang seling dan bertangkai panjang. Bentuk daun panjang lonjong dengan bagian ujung meruncing. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, sedangkan permukaan daun sebelah bawah berwarna hijau muda. Panjang tangkai daun bervariasai dari 1,25 hingga 12,5 cm bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atasada alasnya. Aturan letaknya daun pada batang (phyllotaxy) besarnya 3/8, tetapi makin mendekati letaknya daun sangat berdekatan. Panjang helaian daun 4-40 cm (Rukmana, 1997).

Batang mangga tegak, bercabang agak kuat dan membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun warna kulit yang sudah tua biasanya coklt kehitaman. Pohon mangga yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabangnya membentang (Rukmana, 1997).

Akar tunggang pohon mangga sangat panjang hingga bisa mencapai 60 .Panjang akar tunggang akan terhenti bila mencapai permukaan air tanah. Sesudah fase pemanjangan akar tunggang berhenti, lalu terbentuk akar cabang dibawah permukaan tanah. Akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm (Rukmana, 1997).

Bunga mangga berkelamin campuran berumah satu. Bunga kerap kali berbilangan 5. Daun kelopak bulat telur memanjang, panjang 2-3 cm. Benang sarisama dengan mahkota, stominodia sangat pende. Malai panjang 6-40 cm, kerap kali berambut rapat. Benang sari tertancap pada tonjolan dasar bunga. Tonjolan tersebut berbentuk bantal (Steenis, 2005).

Buah sangat berubah-rubah bentuk, besar dan warnanya, bentuk buah sampai ellipsoid, dengan pangkal yang miring, panjang 4-25 cm daging buah mangga berwarna kuning atau orange, bijinya berkeping dua dan memiliki sifat poliembrional (Steenis, 2005).

Anatomi Tumbuhan

Daun Monokotil

Jenis rumput-rumputan dan jenis monokotiledonae sangat sering mempunyaipola sejajar. Stomata tersusun dalam deretanmemanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berubah di tempat yang sama ketinggiannya, lebih tinggi atau rendah dari epidermis. Istilah sejajar bagijalannya berkas pembuluh dalam system tulang sejajar hanyalah cara pendekatan saja. Diantara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola juga dan menghubungkan semua berkas sejajar itu (Emerson, 1997).

Daun monokotil ada yang serupa dengan dikotol tapi kebanyakan berbeda karena daun-daunnya sering tidak tangkai daun. Pada apeks pucuk, pada permulaan inisiasi muncullah tonjolan setempat yang kemudian berbentuk sabit dan kemudian sebagai akibat pertumbuhan marginaldan apical akhirnya akan mengelilinginya. Selagi primordium muda itu tumbuh ke atas berbentukseperti tepi lancip (Soediarto, 1993).

Daun monokotiledon yang terbentuk secara vertical, tanpa pemisahan sisi adaksial dan sisi abaksial, disebut daun unifasial. Tipe daun seperti ini diduga berkembang berdasarkan pola simpodial. Meristem apical primer pada primordiumnya dianggap yang menimbulkan pertumbuhan radial yang mula-mula. Aktivitasnya berhenti sanagat dini primer (Soediarto, 1993).

Daun Dikotil

Pada dicotyledoneae umumnya daun mempunyai helaian daun yang lebar dengan dasar yang kecil, dengan tangkai daun ataupun tidak. Pada daun yang demikian pembentukan mengikuti beberapa stadia yaitu :

1. Pembentukan penonjolan-penonjolan

2. Pembentukan porosnya

3. Pembentukan helaiandaun (Napitupulu, 2009).

Daun dikotil merupakan daun yang memiliki berkas pembuluh yang kecil dan berukuran sedang tertutup oleh suatu pelepah. Pelepah sel parenchyma disebut pelepah beras pembuluh. Sel-sel pelepah itu terbentuk memanjang dan tersusun sejajar denganurat daun. Mempunyai protoplasma hidup, tetapi kandungan kloroplstnya lebih sedikit dari pada sel-sel mesofil. Pada beberapa spesies sama sekali tidak ada (Emerson, 1997).

Daun yang mesophlnya kurang berkembang, palisade sering tidak ada, ruang-ruang antar sel besar-besar. Epidermis sering dengan kutikula yang tipis dan stomata biasa dari jenis phanetophar. Daun-daun demikian mempunyai sifat-sifat hydromorphik. Tumbuhan dengan mesofilyang panjang tersusundan dengan satu lapis palisade (Eames, 2002).

Pada daun dikotil, tulang daun yang lebih kecil terutama dalam mesofil, namun tulang daun yang besar diselubungi jaringan dasar yang tidak terdeferensiasi sebagai mesofil dan kandungan kloroplast hanya sedikit. Jaringan itu yang berasosiasi dengan tulang daun yang lebih besar, muncul di atas permukaandaun dan membentuk rusuk yangbiasanya berada disebelah asaksial dari helai daun (Hidayat, 1995).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada hari senin, tanggal 19 april 2010, sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah lilin cetakan mangga berfungsi untuk media preparat basah akar, batang, dan daun mangga. Lilin cetakan jagung berfungsi untuk media preparat basah akar, batang, dan daun jagung. Combored berfungsi untuk mewarnai preparat/memperjelas preparat yang diamati. Tissue berfungsi sebagai untuk membersih, Immersion oil berfungsi untuk membantu pembesaran lensa, label berfungsi untuk menandai preparat dan bahan-bahan lain.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas ukur berfungsi sebagai pengukur volume larutan dan tempat mencairkan lilin, Kaca preparat berfungsi sebagai tempat preparat yang akan diamati, Pisau berfungsi sebagai alat pemotong. Mikrotom berfungsi sebagai alat pemotong preparat untuk ukuran yang sangat tipis, Spatulaberfungsi sebagai alat pengaduk, Alat tulis berfungsi sebagai alat pemindah data, Pincet berfungsi sebagai alat penjepit/pemindah bahan yang berukuran kecil, Pipet tetes berfungsi sebagai alat penetes larutan, Alumunium foil berfungsi sebagai tempat untuk mencetak lilin, Kaki tiga berfungsi sebagai tempat beaker glass, Beaker glass berfungsi untuk menahan larutan lilin, Bunsen berfungsi sebagai alat untuk memanaskan lilin, Mikroskop sebagai alat untuk memperjelas objek yang diamati dan alat-alat pendukung lainnya.

Prosedur Percobaan

· Disediakan bahan-bahan danalat yang akan digunakan untuk pengamatan

· Disesuaikan cetakan dengan tinggi 2 cm, lebar 3 cm, dan panjang 4 cm berbentuk balok yang terbuat dari alluminium foil

· Dipanaskan lilin parafin hingga meleleh merata kemudiandituangkan ke dalam alluminium foil yang telah dibentuk menjadi cetakan tadi

· Didiamkan lilin hingga dingin dan membeku

· Diletakkan organ tanaman (Daun) di atas lilin

· Dituangkan sisa lilin pada bagian atas organ tanaman tadi hingga tertutup seluruh permukaannya

· Didiamkan hingga mengeras / membeku

· Dipotong lilin yang telah jadi tadi dengan mikrotom dengan ketebalan 0,5 cm

· Diambilbagian yang paling tipis

· Diletakkan pada preparat

· Ditambahkan Immersion oil dan combo red

· Diletakkan pada meja benda mikroskop

· Diamati dan digambar pada buku gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Gambar Penampang Melintang Daun Jagung (Leaf of Zea mays)

10 x 40

2. Gambar Penampang Melintang Daun Mangga (Leaf of Mangifera indica)


10 x 40

Pembahasan

Daun merupakan organ terpenting pada tanaman untuk memperoleh zat makanan melalui proses fotosintesis, karena pada daun terdapat klorofil yang dapat bereaksi dengan cahaya matahari dengan reaksi karbondioksida dan oksigen untuk menghasilkan zat makanan berupa glukosa (C6H12O6). Hal ini sesuai dengan pernyataan, Tjitrosoepomo (1989) yaitu bahwa daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada bagian lain pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tanaman,dan biasanya bewarna hijau, yang disebut klorofil.

Perbedaan yang paling utama di dalam daun dikotil dan monokotil terletak pada parenchyma mesofil. Parenchym mesofil pada daun monocotyl tidak berkembang berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang, hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu, 2009 yang menyatakan bahwa pada daun monokotil, mesofil sering tidak menunjukkan pemisahan anatara palisade dengan spons. Walaupun sel-selyang dibawah sel epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya.

Pada Angiospermae pembentukan primordia daun berasal dar berbagai daerah tergantung pada batas yang nyata antara tunica. Hal ini sesuai dengan literature Napitupulu 2009, yang menyatakan bahwa daun berasal dari promeristem titik tumbuh batang. Primordia terjadi dari penonjolan-penonjolan pada sisi promeristem batang sedangkan pada gymnospermae, yang tidak mempunyai batas yang nyata antara tunica. Corpus hanya menunjukkan variasi mulainya daerh pembelahan, pada dicotyledoneae umumnya daun mempunyai helaian daun yang lebar dengan dasar yang kecil, dengan tangkai daun ataupun tidak. Pada daun yang demikian pembentukanya mengikuti beberapa stadium, yaitu : pembentukan penonjolan-penonjolan, pembentukan porosnya (axis) dan pembentukan helaian daun.

Perbedaan lainnya dari tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan anatomisnya, tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan tiang (jaringan parenkim palisade) sebaliknya tumbuhan dikotil daunnya mempunyai jaringan tiang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan diatas, bahwa mesofil pada daun pada monokotil tidak berkembang. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayat (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan daun tumbuhan monokotil dengan dikotil terletak pada perkembangan mesofil daun. Pada monokotil dan dikotil sistem jaringan dasar dapat dibedakan. Pada dikotil jaringan dasar terdiri dari jaringan pagar dan bunga karang. Tidak demikian halnya dengan monokotil, khususnya golongan graminae, sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang ada pada tulang daun.

Anatomi jaringan pembuluh daun sangat mirip keadaan pada batang. Salah satu sifat penting untuk membedakan daun daripada batang ialah pertumbuhan yang segera terhenti pada daun tumbuhan berbiji. Ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan sel apical dan sel pemula sub marginal pada penampang melintang daun angiospermae biasanya dapat dibedakan:

- Epidermis bervariasi menurut ada tidaknya rambut – rambut, struktur dan susunan stomata serta jumlah lapisan sel yang ada padanya.

- Mesofil adalah parenkim yang menjadikan sistem dalam daripadadaun dan bisa bermacam-macam susunannya.

- System jaringan pembuluh pada dikotil, jalan daun bisa berjumlah 1,3 atau lebih. Dalam petrolus, jalan daun itu merupakan ikatan pembuluh kolateral dimana floem mengarah kebawah atau abaksial.

Pada daun, berkas jaringan pembuluh sangat penting fungsinya. Berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat dari permukaan daun berupa tulang daun utama. Berkas pembuluh selain berfungsi sebagai saluran juga berfungsi sebagai penunjang. Berkas pembuluh merupakan untaian jaringan khusus yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai saluran. Berkas pembuluh dikatakan sebagai penunjang karena pada saat melakukan fotosintesis, diperlukan zat-zat yang akan diubah menjadi sumber energi. Pada keadaan ini dibutuhkan berkas pembuluh supaya dapat mengangkut zat-zat tersebut. Dikatakan sebagai saluran karena pada saat pengangkutan zat-zat makanan dalam tanah, diperlukan xylem untuk mengangkut zat-zat tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari segi anatomi, tumbuhan monokotil tidak memiliki jaringan tiang (jaringan parenkim palisade).

2. Pada tumbuhan dikotil, system jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang.

3. Kegiatan fotosintesis yang tersebar terdapat di dalam lapisan atas mesofil yang padat dan disebut lapisan pagar, sebab permukaan daun yang diatas, biasanya mendapat cahaya yang paling banyak.

4. Selain membuat makanan dari proses fotosintesis, daun juga berfungsi untuk melindungi perkembangan tunas adventif,melindungi perkembangan bunga dan memberikan nutrisi kepada embrio.

5. Daun berasal dari promeristem titik tumbuh batang. Primordial terjadi dari penonjolan-penonjolan pada sisi promeristem batang.

6. Daun memiliki fungsi penting pada tumbuhan yaitu sebagai tempat fotosintesis, respirasi, transpirasi dan alat perkembangbiakan vegetatif.

Saran

Dalam pembuatan preparat basah, pemotongan daun yang telah dilapisi lilin dengan mikrotom sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak merusak jaringan yang ada.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management